Tekhnologi NANO

Jumat, 29 November 2013



tekhnologi nano,tekhnologi terbaru
Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano (nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano (nanocrystals) atau material-nano (nanomaterials). Skala nano terbilang unik karena tidak ada struktur padat yang dapat diperkecil. Hal unik lainnya adalah bahwa mekanisme dunia biologis dan fisis berlangsung pada skala 0.1 hingga 100 nm. Pada dimensi ini material menunjukkan sifat fisis yang berbeda; sehingga saintis berharap akan menemukan efek yang baru pada skala nano dan memberi terobosan bagi teknologi. Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang secara transparan dapat menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian dan perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit. Hingga saat ini para ilmuwan yakin bahwa mereka baru menguak sedikit dari potensi teknologi nano. Teknologi nano atau nanotechnology sekarang makin pesat perkembangannya. Nanometer sendiri artinya satu per satu miliar meter, sehingga teknologi ini juga berkaitan dengan penciptaan benda-benda kecil. Di dalamnya tergabung ilmu fisika, teknik, biologi molekuler, serta kimia. Aplikasi Teknologi Nano Teknologi Nano adalah teknologi masa depan. Diperkirakan dalam 5 tahun kedepan seluruh aspek kehidupan manusia akan menggunakan produk-produk yg menggunakan teknologi nano yg diaplikasikan dalam bidang : - Medis & Pengobatan - Automotif - Home Appliance - Farmasi - Lingkungan Hidup - Komputer - Kosmetik - Militer - Tekstil - Konservasi Energi Bagaimana dengan Indonesia? Hingga 2009, produk nasional yang menggunakan teknologi nano jumlahnya masih terbilang kurang, yaitu hanya mencapai 30% dari keseluruhan produk. Padahal penggunaan teknologi nano dinilai memberikan manfaat efisiensi dan efektivitas yang lebih baik dalam suatu produk. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam acara pembukaan Ritech Expo 2010 di Jakarta, Jumat (20/8). "Banyak produk-produk yang menggunakan nano technology itu bukan hanya efisien, tetapi juga memberikan pemanfaatan yang jauh lebih efektif," katanya. Hidayat menjelaskan, teknologi nano merupakan penemuan dalam sifat dan kinerja material pada ukuran nano atau sepersatu miliar meter (10 pangkat -9 m) yang ternyata memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan pada skala meter atau bahkan mikro meter pun. Teknologi nano telah mengubah material desain yang disusun dalam orde atom per atom atau molekul per molekul, sehingga diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat istimewa. Namun begitu kebanyakan bahan baku dan penolong produk teknologi nano masih diimpor. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dedi Mulyadi mengatakan bahwa hampir seluruh atau 90% bahan baku dan penolong teknologi nano masih berasal dari luar negeri. Kemenperin sendiri menginginkan agar impor bahan baku dan penolong produk teknologi nano dapat ditekan dan kemudian menggerakan peneliti Indonesia untuk memproduksi bahan baku dan penolong tersebut. "Sekarang ada PVC (polyvinyl chloride), karet, lampu, logam sudah mulai memproduksi. Untuk cat juga ada, sepatu juga ada," tutur Dedi. Namun semua produksi tersebut masih berada di level laboratorium. Untuk ke depan Kemenperin akan mengakselerasi dan mentransformasi produksi bahan baku dan penolong produk teknologi nano di level komersial.

0 komentar:

Posting Komentar